Jumat, 17 Mei 2013

Cerpen #1

Sepenggal Kisah


     Alkisah hiduplah seorang pemuda bernama Iyan. Iyan adalah salah satu siswa SMA di Jakarta. Dia termasuk anak yang pintar disekolahnya. Ia juga merupakan siswa yang aktif dalam organisasi dan menjadi atlet pencak silat semasa SMA. Tahun ini dengan keberuntungan dan kepintarannya kini ia terdaftar menjadi mahasiswa di insititusi terkenal di kota Bogor.
     Lama sudah iyan menunggu dan akhirnya cita-cita untuk merasakan bangku kuliah pun tercapai sudah. Kini iyan merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Komputer. Cita-cita ini sudah dipendam lama mengingat sang ayahanda kini telah menua. Iyan berharap semoga dengan bermodalkan tekad, usaha, dan doa ia dapat menjadi tulang punggung keluarganya kelak.
     Tahun pertama perkuliahan terasa berbeda, sangat berbeda menurutnya. Ia baru menyadari bahwa kuliah ternyata jauh sekali perbedaannya jika dibandingkan sekolah. Di perkuliahan ia harus benar-benar bekerja ekstra untuk mempelajari segala hal yang disampaikan dosen. Para dosen seperti tidak mau tahu kalau para mahasiswa tidak paham akan hal yang disampaikan. Tetapi hal itu tidak membuat iyan merasa putus asa. Ia tahu bahwa ini adalah jalan yang dipilihkan oleh Tuhan. Sesulit apapun itu pasti ada bisa ia lalui, yang perlu ia lakukan hanya berusaha semaksimal mungkin. Dengan bermodalkan prinsip tersebut ia terus berjuang untuk melewati jalan ini selama 4 tahun.
     Sudah beberapa bulan berlalu, iyan semakin menunjukkan bahwa usaha ia tidak sia-sia. Ia mulai mengerti dan dapat beradaptasi dengan kondisi perkuliahan. Kini ia dapat mengimbangi segala hal yang disampaikan dosen. Tentu saja kemudahan tersebut tidak ia dapatkan degan mudah. Ia selalu mempersiapkan diri dengan bacaan sebelum memasuki perkuliahan. Dengan demikian hampir seluruh apa yang dosen sampaikan ia bisa memahaminya. Ia melakukan hal itu terus hingga akhirnya ia berhasil lulus dan sukses dengan nilai yang sangat memuaskan. Kini ia telah menjadi tulang punggung keluarganya, ia bisa membiayai seluruh kebutuhan keluarga. Dan iyan selalu bersyukur dan tetap berusaha dalam menghadapi hidupnya kemudian.

(-Rizal Abudzar-)

-end-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar