Minggu, 09 Maret 2014

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim

Ya Allah sungguh Maha Besar Engkau yang telah menciptakan wanita
Ya Allah terima kasih Engkau telah memahami kebutuhan laki-laki akan kasih sayang
Tapi..
Ya Allah.. Ya Rahman.. Ya Rahim..
Ampuni hamba ini..
Hamba telah melewati batas..
Hamba telah mencintai ciptaan-Mu melebihi diri-Mu..
Ya Allah.. Ya Rahman.. Ya Rahim..
Kesalahan begitu besar tapi hamba mohon ampunilah..
Hamba ikhlas menerima segala balasan atas semua perbuatan..
Tapi..
Ya Allah.. Ya Rahman.. Ya Rahim..
Bimbing hamba..
Kuatkan hati hamba..
Teguhkan iman hamba..
Mudahkan hamba..
Izinkan hamba..
Untuk dapat terus berjalan di jalan lurus yang Engkau ridhai..
Aminn.. Ya Rabb..

Al-Baqarah : 153


     Akhir minggu datang itu berarti pulang ke rumah, rehat sejenak dari segala rutinitas kampus yang Insya Allah positif. Walaupun konteks utama adalah pulang ke rumah, tapi pada kenyataannya tidak demikian. Waktu akhir pekan lebih banyak saya habiskan untuk berkunjung ke Universitas Pakuan. Disana saya bertemu dengan teman-teman atau saudara seperguruan saya di Merpati Putih. Sudah lama sekali rasanya saya bergabung dan menjadi keluarga besar di Merpati Putih, kira-kira sudah hampir 7 tahun.
     Pertama kali saya ikut latihan Merpati Putih waktu saya kelas X SMA. Pada waktu itu saya sangat terkesima sekali dengan penampilan yang ditunjukkan oleh salah satu ekskul beladiri yang tidak lain dan tidak bukan adalah Merpati Putih. Sejak saat itu saya langsung jatuh hati dan berniat akan mengikuti latihan dan menjadi seseorang yang berbeda. Sudah sejak kecil saya memiliki ketertarikan yang cukup besar dalam ilmu bela diri karena saya adalah salah satu fans berat dari artis-artis kungfu cina seperti Jackie Chan, Stephen Chaw, Jet Li, Andy Lau. Ketika Merpati Putih tampil saat acara mos mereka menunjukkan gerakan-gerakan yang mirip dengan yang dilakukan oleh idola-idola saya.
     Latihan Merpati Putih saat SMA merupakan hal yang sangat menyenangkan. Walaupun latihannya bisa dibilang berat tapi entah mengapa saya senang sekali setiap berlatih. Mungkin karena disetiap latihan lingkungan yang ditonjolkan adalah kekeluargaan. Disana saya merasa mendapatkan rumah baru, keluarga baru. Semua anggota MP disana ramah dan sangat mengutamakan yang namanya memperat tali silaturahim. Minimal dalam 1 bulan kami semua anggota MP 3 berkunjung bersama menuju rumah salah satu anggota dan yang paling sering adalah rumah Acid dan Titan. Jika kita datang ke rumah mereka dapat dipastikan perut kita mendapat jaminan kenyang.
     Tidak terasa masa-masa itu kini telah berlalu sudah hampir 4 tahun angkatan MP saya berpisah untuk melanjutkan pendidikan di Universtas masing-masing. Pada waktu itu angkatan MP saya tersisa 3 orang, 1 orang berkuliah di UGM dan 2 orang di IPB (saya salah satunya). Untunglah di universitas tempat saya kuliah ada ekskul MP juga tapi kalau disini bukan ekskul orang-orang menyebutnya tapi UKM. Disini saya mencoba beradaptasi dengan lingkungan baru. Lingkungan MP di Universitas dan di SMA sangat berbeda. Disini saya mulai belajar sesungguhnya berat sekali tanggung jawab yang dipikul oleh anggota Merpati Putih. Ternyata berlatih Merpati Putih itu bukan hanya melatih bela diri, tapi disini kita harus berusaha memajukan perguruan ini. Saat itu juga saya merasa tidak sanggup dan tidak terbiasa akan kondisi tersebut. Ketidak biasaan tersebut membuat saya menjadi sedikit bimbang apakah saya harus melanjutkan berlatih atau tidak. Namun seiring berjalannya waktu, semakin saya mencoba menyelam didalam segala permasalahan yang ada di MP akhirnya saya paham bahwa proses memajukan MP itu bisa menyenangkan. Sekarang kesenangan yang lebih saya dapatkan ketika saya sudah berhasil memberi sesuatu kepada MP dan memberi manfaat kepada orang lain.
     Saat ini saya terus berusaha keras agar dapat memberi manfaat kelebih banyak orang. Maka dari itu di kampus selain belajar saya juga mencoba untuk berbagi pengetahuan yang saya miliki tentang MP ke adik-adik perguruan baru. Tidak hanya itu setiap hari sabtu saya juga sering berlatih bersama MP SMA saya yang dulu. Kini kesenangan yang saya rasakan bukan lagi latihan melainkan melihat adik-adik saya berlatih dengan semangat.
     Sebenarnya inti dari tulisan ini adalah mengenai Al-Baqarah ayat 153. Ayat ini menjadi salah satu hiasan dinding di Masjid Universitas Pakuan. Ayat ini menerangkan tentang shalat dan sabar adalah penolong manusia dan Allah SWT itu bersama orang yang sabar. Setiap shalat pasti kulihat tulisan tersebut. Pada awalnya saya tidak terlalu memperhatikan, namun lama kelamaan saya merasa tersentuh dan paham benar apa yang dimaksudkan ayat tersebut.
    Maafkan jika tulisan ini berantakan, saya masih belajar untuk mengungkapkan kata-kata dalam tulisan. Saya juga tidak pandai berkata-kata. Saya hanya mencoba dan belajar agar lebih baik. Terima kasih.

Rizal Abudzar, 09 Maret 2014